Halo Sobat Tania, beberapa dari kalian pasti sudah sering mendengar tentang ekoenzim. Cairan ini pertama kali diperkenalkan di Thailand oleh Dr. Rosukon Poompanvong, seorang pendiri sebuah asosiasi pertanian organik. Ekoenzim merupakan sejenis campuran bahan organik yang terbuat dari fermentasi sampah organik segar seperti sisa sayuran dan buah-buahan. Awalnya ekoenzim dibuat untuk mengolah enzim dari sampah organik menjadi pembersih organik. Akan tetapi, terdapat beragam manfaat yang bisa diperoleh dari cairan ini. Ekoenzim dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian, peternakan, dan juga rumah tangga.

Beragam manfaat dapat diperoleh dari kandungan ekoenzim. Cairan ini berfungsi sebagai anti jamur, anti bakteri, dan agen pembunuh serangga. Ekoenzim juga dapat digunakan sebagai zat pembersih. Secara umum, cara pembuatannya terbilang cukup mudah menggunakan sisa kulit buah dan sampah dapur organik. Salah satu bahan yang sering digunakan adalah kulit jeruk karena memiliki ciri khas berupa wangi yang segar, sumber vitamin C dan juga memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi yang manfaat untuk kesehatan. Bahan organik tersebut kemudian ditambahkan gula merah dan air dengan perbandingan sampah organik:gula merah:air = 3:1:10. Misal 300 gram kulit buah ditambahkan 100 gram gula dan dilarutkan dalam 1 liter air.

Kemudian, campurkan semua bahan kedalam botol plastik yang tertutup rapat dan didiamkan selama 3 bulan. Pada 2 minggu pertama, tutup dibuka setiap hari untuk mengeluarkan gas yang terbentuk. Pada minggu-minggu berikutnya cukup dibuka 2-3 kali seminggu atau seminggu sekali. Setelah 3 bulan, saring ekoenzim dan siap digunakan. Untuk menutrisi tanaman, larutkan 5 mL ekoenzim dalam 1 L air dan semprotkan ke tanaman. Ampas ekoenzim bisa dikeringkan dan dihaluskan untuk menjadi pupuk. Cukup mudah bukan? Selamat mencoba!

Sumber:

Vama, L. dan Cheerekar, M.N., Production, Extraction and Uses of Eco-Enzyme Using Citrus Fruit Waste: Wealth From Waste. https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/